Jumat, 28 September 2012
Kamis, 27 September 2012
Renungan Tentang Ibu
Mari hadirkan
kembali wajah sang ibu dalam bayangan kita, dengan seijin Allah Swt genangan
air mata akan membanjiri kelopak mata yang mungkin sudah sekian lama kita
biarkan tidak menyapa; kerut di pipinya mengisyaratkan kelelahan yang sangat,
tenaga yang mulai habis dimakan waktu seolah tak lagi sanggup sekedar mengangkat
tubuh rapuhnya. Di bola matanya tampak jelas guratan berat kehidupan yang telah
dilaluinya, semua itu dilakukan hanya untuk kita yang dicintainya. Cinta anak
sepanjang galah cinta ibu sepanjang masa, pepatah yang biasa kita dengar untuk
melukiskan betapa kita, anak-anak ibu tidak akan pernah sanggup membayar berapapun dan dengan apapun cinta yang pernah
diberikannya.
Uwais Al – Qarmi
sahabat Rasulullah SAW rasa ingin membalas cinta sayang ibu membuatnya rela menggendong ibunya pulang pergi ibadah
haji. Bahkan sahabat lain dilarang pergi perang bersama Rasulullah SAW lantaran
tidak ada yang mengurus ibunya yang sudah rentah, “rawat dan layani ibumu”
perintah Rasulullah kepada pemuda itu.
“Dan Kami
perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada kedua orang ibu-bapaknya.
Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah dan
menyapihnya dalam 2 tahun…” (QS. Al-Lukman : 14) bahkan dalam ayat lain begitu
tegas Allah menekankan dan mengingatkan kesusahan ibu saat mengandung serta memerintahkan
kita untuk berbuat baik kepada ibu. “Kami
wasiatkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada kedua orang tuanya. Ibunya
mengandungnya dengan susah payah dan melahirkannya dengan susah payah (pula).
Mengandung sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan” (QS. Al-Akhof : 15)
Ketika Nabi SAW
ditanya tentang siapa yang paling patut dihormati dan diperlakukan
sebaik-baiknya, nabi menjawab Ibumu, hal
itu diulanginya sampai 3 kali sebelum Ia
menyebut bapakmu. Dalah Hadist yang masyur Nabi SAW berkata bahwa surga
terletak di telapak kaki kaum ibu. Dalam perjalanan bersama ibu perlakuan kasar
kerap kita lakukan kepadanya “uhh, ahh, ciis” menjadi kosakata yang biasa
terlontar dari mulut kotor ini. Tak pernah kita menghargai keringatnya kala
menyiapkan sarapan dan makan malam, andai kita tahu air matanya tak pernah
kering dipertengahan malam kala ia mengadu kepada Allah perihal anak-anaknya,
bibirnya tak pernah berhenti berdoa agar kita menjadi anak yang bisa
dibanggakan. Tak peduli darah menjadi penghias kakinya demi menghantarkan sang
buah hati menggapai cita.
Sekarang imbalan
apa yang diterima ibu dari anak-anak yang mungkin sudah memiliki anak; tidak
jarang kesibukan kerja dan keluarga membuat kita melupakannya. Bahkan mungkin
rasa cinta kepada istri dan anak-anak mengikis habis rasa cinta kepada ibu. Tak
ada sedikit waktu kita luangkan sekedar untuk tahu keadaannya meski telepon
genggam tak pernah lepas dari tangan. Sekarang kita semakin sombong seolah
tidak membutuhkannya, terlebih saat senang dan berkecukupan. Tak sadar kita, Ia
begitu iklas atas setiap tetes air susu dan keringatnya.
Begitu banyak
masalah dalam kehidupan yang kita hadapi terkadang kita mengeluh, putus asa,
tidak tahan dengan berbagai cobaan yang menerpa, tak sadar semua yang kita alami sesungguhnya
pernah dilalui ibu dan ia berhasil. Kita terlalu lemah, cengeng dan cepat
merasa kalah dalam mengarungi bahterai hidup. Padahal sering kita memandang
kekuatan ibu yang sudah rentah. Sadar kita, garis wajahnya jelas-jelas
memancarkan kekuatan teramat dahsyat, ia hanya ingin melihat anak-anaknya
bahagia meski ia tidak sebahagia yang kita bayangkan. Tak sadar sesungguhnya
kita butuh kembali kepadanya, memandangi keteguhan wajahnya, membelai tangan
keriputnya, mencium kakinya dan meminta doanya.
Hai sahabat,
sebelum ajal menjemputnya berikan kebahagiaan kepadanya. Hadirkan selalu
wajahnya dalam setiap sholat yang kita kerjakan, doakan kebahagiaan baginya,
doakan agar Allah Swt memasukkannya ke dalam surga atas begitu besarnya pengorbanan untuk kita. Dia
yang telah mengandung kita, melahirkan kita, merawat kita,, tanpa pernah
berkeluh kesah.
Wahai sahabat,
sebelum terlambat berikanlah yang terbaik untuk ibu kita,,, (Sarbini, Mutiara
Inspirasi Kehidupan)
PARODI TONG FANG
Simak saja sejumlah plesetan iklan Tong Fang:
* "Dulu teman saya menderita kemandulan... namun setelah saya sarankan berobat ke klinik Tong Fang, Alhamdulillah, sekarang dia bisa melahirkan anak setiap hari... Terima kasih Tong Fang."
* "Dulu saya penderita kencing batu, setelah saya mendapat saran dari teman untuk berobat ke Klinik Tong Fang, syukurlah kencing saya menjadi semen, terima kasih Klinik Tong Fang.. akhirnya saya bisa bangun rumah."
* "Dulu saya sulit untuk melupakan mantan pacar, namun setelah saya berobat di klinik tong fang, mantan pacar saya yang sulit untuk melupakan saya, terima kasih Klinik Tong Fang."
* "Bertahun-bertahun teman saya menderita jomblo kronis, setelah berobat ke Klinik Tongfang, akhirnya dia dapat pasangan sejenis. Terima kasih Tong Fang."
* "Dulu saya stres gak tau mau ngapain, setelah berobat ke Klinik Tong Fang saya berubah jadi gila. Saya senang sekali. Trimakasih klinik Tong Fang."
* "Dulu di kepala saya mengalami rambut rontok. Tapi setelah berobat ke Tong Fang bulu ketek saya yang tumbuh lebat. LHO?! anyway, terima kasih Tong Fang."
* "Saya dulu pernah tidak naik kelas, tetapi setelah saya ke klinik tong tong alhamdulillah saya di keluarkan dari sekolah.. terimakasih klinik tong fang."
* "Dulu sebelum teraweh, saya selalu pngen kopi.. Setelah berobat ke Klinik Tong Fang, kini saya slalu teraweh di warung kopi."
* "Sudah 3 tahun saya terkena kencing manis. Setelah saya berobat ke klinik Tong Fang, kencing saya menjadi asin! terima kasih klinik tong fang."
* "Dulu, pacar saya matanya suka jelalatan. Setelah konsul ke klinik tongfeng, kini matanya belekan. Trims tongfang."
* "Dulu saya senang nonton motoGP. Tapi sejak berkunjung ke klinik Tong Fang, saya jadi kecanduan nonton 3gp."
* "Dulu saya banci. Stlh ke klinik tongfeng, akhirnya saya mempunyai suami. Trims tongfang."
* "Dulu saya sering kena setrap. Setelah ke klinik Tongfeng, sekarang sy sering kena setrum. Trims tongfang."
* "Dulu, perut saya besar. Setelah konsul ke tongfeng, kini dada saya yg membesar. Trim's tongfeng."
* "Dulu mama minta pulsa. Setelah ke Klinik Tongfeng, syukurlah, sekarang mama minta suami baru. Trims tongfeng."
* "Awalnya, saya rajin sekali ikut TAWURAN. Tp setelah berobat ke klinik tongfeng, kini saya rajin LULURAN. Trim's tongfeng."
* "Dulu, saya lemah dalam matematika. Setelah konsul ke klinik tongfeng, kini saya lemah syahwat. Klinik tongfeng, efektif!"
* "Dulu saya pernah DO dr kampus. Stlh minum jamu dr klinik tongfeng, alhamdulilah, skrg sy OD. Trim's tongfeng."
* "Dulu, saya sangat malas bergaul dgn teman2 sy. Stlh ke klinik tongfeng, syukurlah, sy jd rajin menggauli mereka. Trims tongfeng."
* "Dulu saya orang kaya, setelah berpuluh-puluh kali berobat di klinik TONG FANG saya jadi jatuh miskin, terima kasih Tong Fang!!"
* "Dulu Nokia 3310 saya gak bisa motret, tapi setelah ke Tong Fang. Alhamdullillah sekarang Nokia 3310 saya sudah punya kamera, bisa touch screen lagi. Terima kasih Tong Fang."
* "Dulu teman saya perokok berat, sehari dia bisa beli 3 bungkus rokok, tapi setelah berobat ke klinik tong fang, beli rokoknya berenti... tapi minta rokok nya jadi sering."
diambil dari berbagai sumber
Langganan:
Postingan (Atom)